Benarkah
ini akibat dari perubahan zaman dan pergerseran norma sosial?
Kasus
kriminal akhir-akhir ini semakin mengerikan, hampir semua korban
atau pun pelakunya adalah sebagian besar REMAJA.
Gimana ga
miris? Aku punya dua orang keponakan yang udah beranjak dewasa. Dan aku juga
seorang tenaga pengajar di sekolah tingkat pertama.
Mari kita
lihat kasus apa sih yang jadi momok remaja saat ini:
1. Bullying
2. Tawuran
3. Pergaulan
bebas
Sepele
memang kalau kita lihatnya cuma segelintir aja remaja modelnya kayak begini.
Tapi kalau kalian banyak lihat televisi
atau sosmed, ini bukan hal sepele. IT’S A BIG THING yang kita sebut PR para
orang tua.
No. 1 Bullying:
Kadang ga
sadar ya panggilan-panggilan lucu atau panggilan akrab itu adalah salah satu
bentuk bullying yang ga disardari. Missal kayak manggil “hai, ndut!” lucu ya
kalo manggil anak kecil kaya gitu, kita yang anggap itu lucu, pernah mikir dia
perasaannya gimana? Kalau kita panggil dia di depan temen-temennya? kalau kita
panggil dia saat dia udah remaja? Rasa-rasain sendiri aja deh ^^. Ada baiknya
hilangkan kebiasaan manggil dengan panggilan lucu atau kecil. Memanggil dengan
nama pendek jauh lebih baik dan lebih enak. Ada lagi bentuk bullying terbaru,
yaitu dengan saling memanggil dengan nama panggilan pake nama orang tua. Pernah
ngalamin? Aku pernah, sampai aku ga pengen temen-temen sekolah tahu nama
bapakku. Coba kita hindari deh, ucapan yang kurang baik ini. Ga ada ruginya
kok, it’s a good thing. Orang akan lebih hormat sama kita, sebelum kamu ingin
dihormati, hormatilah orang lain.
Bullying
juga bisa dari ketimpangan sosial saat bergaul. Pernah tahu atau pernah
ngalamin geng-gengan kan? Geng ini isinya anak-anak pinter semua, geng ini
isinya anak-anak komplek perumahan A, geng ini isinya yang zodiaknya sama, geng
ini isinya anak OSIS semua. Lagu lama banget nih, satu sama lain antar geng
pasti saling bersaing. Yang kasian yang ga punya gneng nih bakal jadi
bulan-bulanan para gangster sekolah ini. Mulai dari bentuk ucapan yang ga
pantas sampai tindakan fisik melecehkan, kayak nunjuk-nunjuk depan muka, kepala
di toyor, sampai pemerasan (>_<) uwaaaa serem. Untung ga pernah ngalamin,
tapi pernah lihat dan isinya bener-bener Drama Queen banget.
Untuk yang
ini agak sulit ya diatasinya, karena pada dasarnya manusia itu mahluk sosial
yang lebih senang ngumpul dengan sesamanya yang punya ciri setipe.
Berorganisasi adalah salah satu cara menghilangkan cara berkelompok yang
homogen (sesama) menjadi heterogen (berbeda-beda). Masalahnya, kebanyakan
organisasi di sekolah seperti OSIS hanya merekrut siswa yang pinter, tajir,
cantik/ganteng, dan berprestasi.
Harusnya anak dengan kemampuan kayak gini ga usah diarahkan lagi, harusnya
merekrut siswa yang cupu, yang kere, yang ga cantik/ ga ganteng, dan kurang
berprestasi. Biar mereka-mereka ini bisa jadi kayak temen-temennya yang diatas
dan terhindar jadi bahan bullying temen-temennya.
Bullying
juga bisa datang dari rumah, oh wacth out parents!! Sifat kita dirumah sebagai
orang tua bisa jadi pemicu anak remaja jadi pelaku bullying atau korban
bullying. Sering lihat papa mamanya so’ bossy di rumah bisa bikin psikologis
anak jadi pelaku bullying, dan diperlakukan kayak pembantu serta dibatasi
kebebasannya bisa bikin si anak jadi korban bullying. Jadi bijaklah para mama
dan papa, anak remaja seperti ini bisa memiliki dua kepribadian. DANGER kalau
sudah bengini ceritanya, cara mengatasinya adalah, selalu perhatian dengan
sikap dan perubahan yang terjadi pada anak remaja anda. Berikan pujian kalau
perbuatannya baik dan membantu, dan ingatkan jika dia salah, wah ga usah
diajarin ya mama papa. Tapi kadang kita sebagai orang tua lupa, kita saling
ingatkan aja ya.
No. 2 Tawuran:
Ini adalah
tindakan atau bentuk ekspresi lanjutan dari perilaku bullying. Saat kata-kata
cemoohan dan tindakan pelecehan oleh sentuhan halus sudah tidak mempan, maka
kekerasan yang ekstrem seperti tawuran adalah cara lainnya. Penyebabnya hal
sepele, inget dong masa-masa sekolah dulu? Sikap kita diatur oleh norma-norma
sopan-santun, kayak bilang permisi kalau lewat depan orang, bilang maaf kalau
ga sengaja menyakiti atau salah, bersikap antri, hal sepele ya. Dan jika sudah
ada ego (sensitif) dalam norma sopan-santun, ini akan jadi masalah besar.
Kasus
tawuran bisa terjadi hanya karena ga sengaja nginjek tali sepatu di angkutan
umum, bisa jadi karena godain anak perempuan, bisa karena ga bilang permisi
saat lewat, atau bullying tadi secara ga disengaja karena bercanda. Terus
gimana cara mengatasinya?
Gampang,
kalau menurut saya. Membohongi diri sendiri dalah cara paling ampuh, bersikap
biasa-biasa aja, atau mungkin pura-pura ga tahu. Stop to much talking, kalau ga
enak buang aja gampang kan? Jangan banyak kometar kalau ga suka. Atau cara
lainnya, digombalin aja lebih seru kali aja jodoh , Upss (¯¯̮). Atau yang
terakhir, belajar ilmu ikhlas hehehehe.
No. 3 Pergaulan bebas:
Pernah dengar kasus pernikahan
dini? Pemerkosaan? Penculikan gadis dibawah umur? Atau wacana survey
keperawanan? Ini dia masalah yang sering dianggap tabu (ga umum), dibahasnya
sembunyi-sembunyi. Dijadikan maklum karena udah umum, meskipun umumnya juga
sembunyi-sembunyi. Kalau dibahas secara umum, jadi pro-kontra (pertentangan)
yang ujung-ujungnya, maklum lagi. Dan kebanyakan korbannya adalah remaja
perempuan, ini waktunya saya harus bilang WOW.
Hal ini banyak terjadi karena
sikap kita nih sebagai orang tua terlalu kuno, jangan terlalu mengekang sama
anak. Dekati mereka seperti sahabat. Berpikiran dengan cara mereka, kita juga
pernah muda kan. Pernah lah pacaran, kasih tau gimana cara kita pacaran dulu
sama papanya atau mamanya. Kasih tau juga bahwa remaja seperti mereka artinya
punya tanggung jawab apalagi menyangkut organ seksual. Jangan merasa hal
tersebut bersifat porno, kan namanya juga orang tua. Kita tau segala halnya
tentang anak kita dari mereka lahir. Terkadang mama atau papa harus memberikan
sentuhan fisik, seperti pelukan atau ciuman sayang. Itu untuk mengurangi rasa
penasaran anak terhadap bagaimana rasanya dipeluk atau dicium lawan jenis.
Boleh kan kita orang tua memeluk dan mencium anak sendiri, kan tanda sayang.
So parents, …. Gimana cukup
membantu kan obrolan kita disini. Mudah-mudahan bisa membantu pemecahan masalah kita sebagai orang
tua. Saya mungkin belum meminkah dan memiliki anak, tapi berada disekitar
anak-anak setiap hari dan banyak melihat tingkah mereka yang ga biasa ada
dirumah membuat saya tergelitik untuk membahas ini secara mendalam.