Cari Blog Ini

Sabtu, 02 Januari 2016

JODOH & PERSAHABATAN

Sahabat, entah sejak kapan kata itu menjadi sangat berarti. Segala sesuatu menjadi lebih nyaman dan menenangkan saat masalah dan keluh kesah diadukan pada yang namanya sahabat. Sahabat datang silih berganti, seperti pacaran saja, mungkin jodonya sampai disitu saja. Sahabat pertama saya adalah Linda dan Indah. Sebenarnya bukan hanya sahabat biasa tapi masih ada hubungan kekerabatan. Mereka adalah dua orang sahabat semasa SD. Kalau ada kerja kelompok pasti sama mereka, kalau main pulang sekolah pasti sama mereka. Sampai saat kelas 4 SD akhirnya harus pisah dengan Indah, dia pindah ikut orang tua nya ke Jakarta. Dan ga pernah ketemu lagi sampai hari ini. Saat SMP punya sahabat, Yulia, Dewi, dan Sunarti. Saat kelas 1 satu kelas dan rumah kebetulan searah dan sering pulang bareng. Jadilah kemana-mana sama-sama, sampai mama kita kalau mau ambil rapot pasti barengan juga. Persahabatan ini terus sampai kami kelas 3 SMP. Dan pergantian status dari SMP ke SMA menjadi penanda akhir jodoh persahabatan kami. Saat SMA punya teman dekat, Putri dan Rima. Paling dekat karena setelah akrab gara-gara ikutan OSIS kemana-mana pasti barengan dan selalu beli barang yang sama biar kembaran. Kita deket bukan hanya karena kita aktif organisasi, tapi karena kami ini sama-sama berzodiak Aries. Di awali aku yang lahir 26 maret, kemudian Putri 30 maret dan Rima 7 April di tahun yang sama. Persahabatan ini bertahan cukup lama, bahkan sampai aku kuliah pun masih bertemu dan kumpul bareng. Dan entah sejak kapan kami tak pernah bertemu dan bertegur sapa lagi. Padahal dulu meski tak pernah sms atau telepon kami punya facebook tempat untuk saling sapa. Setelah tak lagi berjumpa dengan mereka, aku mendapat sahabat baru yaitu Hera. Kami sama-sama guru di sekolah yang sama. Kami bahkan dapat julukan the virgin karena kemana-mana selalu berdua, aku yang tomboy dan Hera yang feminim. Sampai urusan asmara pun kami saling terbuka. Kemana dia pergi pasti ada aku juga sebaliknya. Kami tak terpisahkan. Jadwal mengajar pun di samakan, baju pun sama, sepatu sama, tas sama, sampai warna kesukaan pun sama. Kami pun sangat menikmati waktu bersama. Hingga akhirnya dia dipersunting seorang pria. Menikah, berhenti bekerja, dan di bawa sang suami hidup di kota yamg berbeda. Hanya komunikasi lewat sms saja, itu pun terbatas karena suaminya yang over protective pada Hera membuatnya sulit untuk sms-an panjang lebar denganku. Akhirnya sampai jarang bertemu dan sms atau telepon pun jarang. Untung saat itu Hera mengenalkanku pada Dian yang juga sahabatnya, aku jadi tak kesepian. Hampir satu tahun sejak keberhentian Hera dari sekolah aku baru bisa kembali berbaur dengan teman yang lain. Itu juga berkat kaka ipar Hera, Siti yang ikut mengajar disana. Sedikit-sedikit kami mulai akrab dan akhirnya kami menjadi sebuah keluarga. Ada Bu Siti, Bu Yulia, Bu Julia, Bu Kiki, Bu Rahmia, Bu Neni, Bu Emi, Bu Rani, Bu Yane, Bu Funny, Bu Devi sampai Anna. Kami menamai diri geng Hewir alias geng ibu2 riweuh (heboh). Kemana-mana selalu sama-sama. Kalau ada kegiatan kami selalu hadir semua, saling dukung, kami mempunyai prinsip kami tak perduli apa kata orang kami hanya berusaha yang terbaik, dan penilaian orang itu berbeda beda. Kami tidak perduli dengan penilaian negatif. Ya hampir 3 tahun bersama-sama. Dan lagi-lagi harus kehilangan satu demi satu, mukai dari bu Kiki, kemudian Bu Julia, dan entah siapa lagi. Atau mungkin aku? Secara aku sepertinya secara tidak langsung mundur perlahan, menjauhi dan membatasi waktuku bersama mereka. Demi anakku Hana, Hana lah yang jadi prioritasku sekarang, dulu pulang sekolah masih bisa kumpul-kumpul wisata kuliner, belanja bareng dan lainnya. Bahkan saat hamil 9 bulan pun aku masih suka jalan-jalan dan kumpul bersama mereka. Tapi kini tidak lagi, pulang sekolah, Hana sudah menunggu ibunya pulang, libur sekolah adalah Hana Time, semua untuk Hana. Begitulah caraku mundur perlahan dari cerita persahabatan ini. Jika dulu aku sering di tinggalkan sekarang giliranku meninggalkan. Meninggalkan kebersamaan yang dulu bebas bisa kucari, tapi kini sedikit dibatasi. Tapi, ada seorang sahabat lagi yang belumku ceritakan. Sahabat yang tak kan pernah mau aku meninggalkan ataupun di tinggalkan. SUAMIKU ... Dialah sahabatku semumur hidupku. Sahabat yang selalu ada saat aku butuh, sahabat yang tak malu untuk ku berbagi aib ku, sahabat untuk berkeluh kesah tentang semua masalahku. Bahkan masalah dengan kedua orang tua ku. Yang ku pinta malam ini dan malam-malam yang lainnya, Ya Rabb-ku panjangkanlah Jodohku dengan sahabatku yang satu ini, hingga hanya karena kehendakMu yang terbaiklah yang mampu memisahkan kami. Jika jodohku bersama sahabat-sahabat diatas sana kini mulai menuju akhir, ku harap tak ada akhir untuk persahabatan ku dengan suamiku, aamiin ...